Notification

×

Iklan

Iklan

Opini: Menguasai Ragam Metodologi Dakwah

Minggu, 05 Juni 2022 | Juni 05, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-20T23:18:54Z

Oleh: Hery Sabaruddin MAg
Mantan Dosen Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Radin Intan Lampung

Nuranirakyat.com- 
Banyak sekali metode dakwah dalam menyampaikan substansi syariat agama Islam ditengah masyarakat yang efektif, bisa dipilih/digunakan untuk menyampaikan pesan pesan qur'an dan hadis.
Agar jamaah/masyarakat mudah menyerap/mengerti apa yang disampaikan seorang Da'i. Metode/pesan dakwah harus disesuaikan dengan tingkat SDM masyarakat sebagai jamaah. Tidak harus bahasa komunikasi dakwah yang disampaikan harus intelektual. Tapi terkadang bahasa komunikasi dakwah yang sederhana lebih efektif dan optimal, mudah dimengerti sehingga pesan dakwah mudah diserap jamaah tingkat SDM masih awam. Metode dakwah harus disesuaikan dengan strata sosial seseorang. Dakwah tidak berjalan efektif dan optimal, jika penda'i egois tidak melihat strata sosial tingkat SDM jamaahnya. Sehingga tujuan/pesan dakwah itu tidak tersampaikan dengan baik. Mayoritas jamaah tidak paham dengan apa yang disampaikan penda'i.
Sebelum secara detail mengetahui jenis/bentuk dan macam macam metodologi dakwah secara komprehensif.
Perlu kiranya untuk mengetahui terlebih dahulu definisi metode dakwah.
Metode dakwah (Ushlub al-Da'wah) adalah suatu cara dalam melaksanakan dakwah.
Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja 'da'a yad'u' yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kesimpulannya bahwa, dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT., sesuai garis akidah, syariat dan akhlak Islam.
Untuk diketahui ada beberapa beberapa metode dakwah antara lain yaitu;
Dakwah Fardiah, merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Dakwah Ammah, yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Mereka biasanya menyampaikan khotbah (pidato). Dakwah bil-Lisan, yakni penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah bil-Haal, dengan mengedepankan perbuatan nyata. Dakwah bit-Tadwin, atau pola dakwah melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah.  yang berdakwah dengan cara arif bijaksana, semisal melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan. Selanjutnya dalam perkembangannya, kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata 'Ilmu' dan 'Islam', sehingga menjadi 'ilmu dakwah' dan 'ilmu Islam' atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Sedangkan tujuan utama dakwah itu sendiri yaitu, dakwah untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW, mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Metode dakwah bisa dipelajari, dan ini menyangkut ilmu dakwah. Di dalamnya, mencakup pemahaman terhadap aspek hukum dan tatacara berdakwah, sehingga para mubalig bukan saja paham tentang kebenaran Islam, akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan risalah al Islamiyah. 

Sejak wahyu pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, lebih dari 1400 tahun silam, Islam disebarkan melalui dakwah. Rasulullah SAW- pun telah memberikan suri teladan tentang cara-cara dakwah. Merujuk pada 'Sirah Nabawiyah, awalnya Rasulullah SAW, melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, 'door to door' dari rumah ke rumah. Inilah fase yang penuh tantangan. Betapa jumlah kaum Muslimin saat itu sangat kecil bila dibandingkan dengan kaum musyrikin, apalagi para petinggi yang enggan meninggalkan tradisi Jahiliyah. Selain dari kaum Quraisy, cercaan dan rintangan juga datang dari kalangan keluarga SAW,  sendiri yang belum menerima ajaran Islam. Contohnya, Abu Lahab yang amat memusuhi dakwah Islam. Alquran bahkan mengabadikan sifatnya dalam surah al-Lahab. Agar dakwah tepat sasaran, Alquran telah menunjukkan kaidah-kaidahnya. Umpamanya, dalam surah (An-Nahl ayat ke 125). Artinya, 'Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk'. 

Dari ragamnya metode dakwah yang ada, dapat diambil intisari tiga poin penting tiga kaidah metode dakwah, dalam berdakwah yang bisa kita jadikan pedoman/metode dalam berdakwah adalah: Tiga bentuk dakwah inilah yang ditempuh Nabi SAW, dalam menunaikan amanat dari Allah SWT. Dari mana dimulai dakwah itu harus dilaksanakan. Dalam sebuah firman-Nya, "Allah menyatakan, Berilah pengajaran kepada keluargamu terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (QS:26:214). (R)
×
Berita Terbaru Update