Sungguh bangsa ini, merasa kehilangan sosok negarawan yang menjadi cermin kecendekiawan, sosok saleh yang rendah hati, sosok yang menjadi bagian kekuatan moral bangsa dan memberikan keteladanan dalam etika hidup berbangsa dan bernegara.
Wafatnya Ahmad Syafii Maarif pada usia 86 tahun, tentu saja membuat masyarakat kehilangan guru bangsa yang arif.
Sikap hidup Buya Syafii yang diawali dan dirintis menjadi guru/dosen, maupun memimpin salah satu Organisasi besar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah.
Layak menjadi teladan dan untuk diteruskan diikuti.
Sebagai guru bangsa pemikiran-pemikiran beliau sangat menyejukkan, moderat, dan dapat diterima lintas generasi.
Terutama dalam menguatkan toleransi, persaudaraan, persatuan, merawat keberagaman, dan merekatkan perbedaan.
Lebih spesial menurut hemat kami, Buya Syafii adalah seorang pemimpin simbol kesederhanaan.
Merujuk dari potret dan dari berbagai cerita kisah hidup dari berbagai literatur tentang kehidupan sederhana yang dijalaninya.
Semakin membuat kagum dan simpatik dan patut ditiru diteladani bagi lintas generasi.
Kesederhanaan dijadikan sebagai filosofi hidup dalam setiap gerak langkah hidupnya.
Menyiratkan kepada kita sosok beliau meneladani sifat Rasulullah yang hidup dan wafatnya memilih kehidupan sederhana.
Ada banyak kesederhanaan yang ditunjukkan Buya Syafii, bahkan hal itu menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Kultur egaliternya sangat kuat menempatkan dirinya sama dengan yang lain dan tidak mau diistimewakan.
Namun tetap saja kredibilitas dan keistimewaan ketokohannya tetap saja muncul tidak bisa ditutupi dari dirinya.
Di penghujung hayatnya, ia disemati banyak predikat, sebagai seorang cendekiawan, tokoh muslim, pemimpin, hingga guru bangsa, figur publik yang berintegritas.
Konsep pemikiran dan komitmennya menjunjung tinggi nilai pluralisme, toleransi dan kemanusiaan. Menambah referensi keistimewaan ketokohannya untuk dapat selalu dikenang dan diteladani oleh lintas generasi.
Kini Indonesia merasa kehilangan. Salah satu guru dan tokoh bangsa yang meninggalkan kita. Hanya doa yang yang bisa terucap, 'Semoga Buya Syafii meninggal dalam keadaan husnul khatimah dan diterima di sisi Allah SWT.
Semua ilmu, amal dan ibadah bisa menjadi tauladan dan diterima Allah SWT.
Aamiin Allahumma Aamiin...🤲🤲
(Penulis adalah Pemred Nuranirakyat Hery
Sabaruddin SAg, MAg)