Dikuatkan dengan firman Allah lainnya dalam QS. AL-Hadiid ayat 7 :
اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ - ٧
Artinya :
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.”
Selanjutnya ibadah puasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan dapat terwujud, dalam kesalehan individual dengan melaksanakan perintah Allah mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Sehingga terbentuklah diri menjadi pribadi yang memiliki rasa kepedulian sosial, kepada sesama yang disebut sebagai kesalehan sosial. Kesalehan sosial tercermin dari sikap dermawanan, tanggungjawab sosial, perhatian, atensi, empati, simpati kepada orang lain. Terutama kepada orang-orang yang berada dalam posisi sulit dalam kehidupannya. Rasulullah SAW., bersabda dalam sebuah hadits;
Artinya :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ عَلَى جَنْبِهِ
“Tidak dikatakan beriman, orang yang perutnya kenyang, sementara tetangganya tidak bisa tidur karena menahan lapar.”
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lainnya :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya :
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, maka muliakanlah tetangganya”
Untuk itu seorang muslim yang beriman kepada Allah tidak akan bersikap acuh, dan tidak peduli pada kaum dhuafa yang kelaparan atau kekurangan, karena hal itu adalah sikap kapitalis, borjuis dan individualis. Seorang muslim yang beriman akan selalu memperhatikan lingkungan sekitarnya, lingkungan keluarganya. Lingkungan tetangganya bahkan lingkungan yang lebih besar, agar kesejahteraan tidak hanya dinikmati oleh dirinya saja. Tetapi seorang muslim/mukmin yang sejati adalah yang mau berbagi rezeki, dan kebahagiaan dengan orang lain misalnya, dengan cara memberikan sedekah, infak, bantuan sembako, dll.
Ibadah puasa adalah salah satu wujud ketaqwaan dan keimanan seorang mukmin sejati kepada Allah SWT., dengan senantiasa menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang. Serta dibarengi dengan peningkatan rasa kepedulian sosial kepada sesama muslim.
Semoga dengan menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1444 H yang penuh keistimewaan dan keberkahan. Kita dapat mencapai derajat keimanan dan ketaqwaan. Kesalehan ibadah semakin meningkat, dan juga jiwa sosial/keperdulian membantu terhadap sesama semakin terbentuk. Dengan terus beristiqomah meneguhkan kesabaran, dan keimanan kita dengan meningkatkan ibadah dan mempertajam insting jiwa sosial agar amal kebajikan semakin meningkat.
Wallahu Alam Bisshowab