Notification

×

Iklan

Iklan

Puasa Membentuk Kesalehan Ibadah Dan Jiwa Sosial

Selasa, 04 April 2023 | April 04, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-04-05T00:59:16Z
                Opini Religi:
 Hery Sabaruddin, S.Ag, M.Ag

Momentum Ramadhan bagi se seorang muslim harus benar-benar dijadikan kesempatan untuk lebih banyak mengerjakan ibadah. Baik secara personal, maupun lebih utama dilakukan secara berjamaah. Tidak hanya salat ibadah wajib seperti, shalat wajib 5 waktu, shalat sunnah Tarawih dan shalat sunnah lainnya. Membaca Alquran, berzikir, dan mengajari anak-anak tentang ilmu agama lainnya.
Mengingat Allah SWT., memerintahkan ibadah puasa kepada hambanya,  tentunya ada tujuan dan sebab. Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT., tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut, ibadah puasa, mempunyai manfaat sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani, tetapi juga dalam segi lahiri.

Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu, maupun masyarakat. Disimpulkan tujuan berpuasa adalah agar seorang muslim bisa dekat kepada Allah (Hablum Minallah), sedangkan selanjutnya hubungan horizontal adalah hubungan muamalah kita kepada sesama muslim dan makhluk Allah lainnya (Hablum Minan-nas). Tujuan puasa selanjutnya yang diwajibkan kepada umat Islam, memiliki tujuan sosiologis. Yang hakikatnya adalah merupakan instrumen untuk memberikan kesadaran kebersamaan kepada kita, agar kita bisa merasakan apa yang dirasakan saudara kita fakir miskin. Sehingga Ramadhan adalah bulan agung yang penuh dengan keberkahan dan limpahan ampunan, setiap amal kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan bagi orang yang beriman akan dijauhkan dari bencana dan siksaan. Untuk itu adanya bulan Ramadhan, Allah mewajibkan berpuasa kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 183
:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya :

“Wahai Orang-orang yang beriman, telah diwajibkan berpuasa kepadamu sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa.”

Dikuatkan dengan firman Allah lainnya dalam QS. AL-Hadiid ayat 7 :

اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ - ٧

Artinya :

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.”


Selanjutnya ibadah puasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan dapat terwujud, dalam kesalehan individual dengan melaksanakan perintah Allah mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Sehingga terbentuklah diri menjadi pribadi yang memiliki rasa kepedulian sosial, kepada sesama yang disebut sebagai kesalehan sosial. Kesalehan sosial tercermin dari sikap dermawanan, tanggungjawab sosial, perhatian, atensi, empati, simpati kepada orang lain. Terutama kepada orang-orang yang berada dalam posisi sulit dalam kehidupannya. Rasulullah SAW., bersabda dalam sebuah hadits;

Artinya :

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ عَلَى جَنْبِهِ

“Tidak dikatakan beriman, orang yang perutnya kenyang, sementara tetangganya tidak bisa tidur karena menahan lapar.”

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lainnya :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Artinya :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, maka muliakanlah tetangganya”


Untuk itu seorang muslim yang beriman kepada Allah tidak akan bersikap acuh, dan tidak peduli pada kaum dhuafa yang kelaparan atau kekurangan, karena hal itu adalah sikap kapitalis, borjuis dan individualis. Seorang muslim yang beriman akan selalu memperhatikan lingkungan sekitarnya, lingkungan keluarganya. Lingkungan tetangganya bahkan lingkungan yang lebih besar, agar kesejahteraan tidak hanya dinikmati oleh dirinya saja. Tetapi seorang muslim/mukmin yang sejati adalah yang mau berbagi rezeki, dan kebahagiaan dengan orang lain misalnya, dengan cara memberikan sedekah, infak, bantuan sembako, dll.
Ibadah puasa adalah salah satu wujud ketaqwaan dan keimanan seorang mukmin sejati kepada Allah SWT., dengan senantiasa menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang. Serta dibarengi dengan peningkatan rasa kepedulian sosial kepada sesama muslim. 
Semoga dengan menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1444 H yang penuh keistimewaan dan keberkahan. Kita dapat mencapai derajat keimanan dan ketaqwaan. Kesalehan ibadah semakin meningkat, dan juga jiwa sosial/keperdulian membantu terhadap sesama semakin terbentuk. Dengan terus beristiqomah meneguhkan kesabaran, dan keimanan kita dengan meningkatkan ibadah dan mempertajam insting jiwa sosial agar amal kebajikan semakin meningkat.
Wallahu Alam Bisshowab




×
Berita Terbaru Update